Mari Menulis

"Membacalah maka dunia akan mengenalmu,
berdiskusilah maka dunia akan memperhatikanmu dan
menulislah maka dunia akan mencintaimu"
 
Memikirkan untuk menjadi penulis memang mudah, tapi tiba pada tataran pelaksanaan dalam kehidupan sangatlah susah, tak semudah apa yang telah dipikirkan. Yang seolah-olah dalam pikiran menulis ibarat makan yang tinggal membuka mulut lalu menelannya dengan penuh berkah, namun menulis sesuatu tidaklah demikian sebab dalam menulis kita diajak untuk menuangkan apa yang kita pikirkan secara semantik jika tidak tulisan kita tidak memiliki makna atau paling tidak pembaca tidak dapat memahami apa yang kita tulis berdasarkan pikiran kita, jadi mau tidak mau kita dapat dianggap “gila” sebab apa yang kita tulis berdasarkan apa yang kita pikir tidak dimengerti oleh pembaca.

Ibaratnya “ilmu itu adalah binatang liar, maka untuk mampu menjinakkannya harus diikat terlebih dahulu dengan tali atau semacamnya”. Demikian juga dengan menulis sebagai pengikat akan ilmu yang kita tuntut sebab hafalan tidak dapat diandalkan disebabkan oleh lupa yang senangtiasa menggerogoti manusia.

Menulis adalah sebuah harmonisasi akan ilmu pengetahuan, dimana pikiran dan tata bahasa saling mengharmoniskan  demi mewujudkan suasana nyaman bagi pembaca ketika membaca apa yang kita tulis. Selain itu juga, menulis merupakan proses pencerahan akan ide atau gagasan yang kita tawarkan kepada para pembaca. Seorang penulis yang baik adalah ketika mampu menggerakkan hati dan pikiran serta laku para pembaca yang terinspirasi dari tulisan penulis.

Menulis sesuatu harus memiliki referensi yang memadai dan wawasan yang luas, olenya itu diharuskan memperbanyak membaca, sebab dengan membaca pikiran diajak untuk berdialog dengan teks-teks ilmu pengetahuan sehingga dapat menlahikan bibit-bibit ilmu pengetahuan yang dituangkan melalui teks-teks pula.

Membaca bukan berarti menikmati sajian ilmu pengetahuan oleh si pengarang, namun jauh dari itu, kita diajak untuk berdialog dan mengkritisi dengan menganalisis teks-teks ilmu pengetahuan yang dibuat oleh si pengarang sehingga menghasilkan ilmu pengetahuan yang baru.

Membaca juga dapat diartikan bukan hanya dengan proses pergumulan dengan teks-teks, namun pergumulan dengan pengalaman hidup atau realitas dapat dikategorikan dengan membaca. Dengan membaca realitas kita diajak untuk mampu merenunggi segala peristiwa yang terjadi baik disekitar kita maupun yang jauh disana, sehingga kita dapat menghasilkan inspirasi dan gagasan yang dapat dituangkan kedalam tulisan.

Jadi membaca dan menulis merupakan proses yang akan melahirkan menulis dan membaca kembali, bagaikan sebuah mata rantai spiral yang tak pernah putus. Sebab jika putus maka proses keilmuan akan terputus pula yang berdampak pada pendangkalan pikiran dan pembodohan massal manusia secara umum.